Social Icons

Pages

Rabu, 16 Oktober 2013

Untuk Truk Pembawa Cinta, Harapan, dan Konsistensi


Judul : Di Bawah Bendera Merah
Penulis : Mo Yan
Penerjemah : Fahmy Yamani 
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : I, Juli 2013

Sebagian orang anggap cerita orangtua bisa sangat membosankan. Bagiku, sebosan apapun, selalu ada petikan pelajaran dari mereka yang lebih dulu merasakan banyak manis-getir kehidupan.



Jadi, ada seorang Kakek, mungkin lebih cocok kupanggil Paman, ingin bercerita. Penampilannya cukup dandy untuk pria yang kecilnya pernah hidup prihatin di tengah gejolak revolusi politik Cina pada 1950an. Pemenang hadian Nobel Sastra 2012 ini jamin hanya bercerita setebal 137 halaman. Dan aku pun punya waktu luang.

Paman Mo kocak, sebentar saja aku sudah tergelak. Saat kau berkisah masa di sekolah rendah. Meski tidak bisa dibilang indah. Kau dikeluarkan dari sekolah. Toh tetap kau ingat kembali dengan canda. Ada guru narsis, gadis pujaan hati dan si pemberontak cilik. Aku langsung menebak bocah yang melambaikan bendera merah itu adalah dirimu. Bendera merah menunjukkan pendukung Revolusi Kebudayaan. Bendera merah merupakan simbol penguasa.

Paman Mo lalu cerita tentang sebuah truk, Gaz 51 (Gorkovsky Avtomobilny Zavod 51) buatan Soviet yang diproduksi sebelum akhir Perang Dunia II dan diproduksi massal pada tahun 1946. Kau terpikat sejak pandangan pertama. Kuda hitam yang kokoh, berpacu kencang, berbekasluka bermandikan kejayaan. Seakan truk ini Optimus Prime yang siaga melindungi. Kadang juga, sisa perang melawan Agresi AS dan membantu Korea ini, seperti Megatron yang ganas menerjang. Dari letup semangatmu, kutahu kau berhasrat menundukkan mesin itu.

Pernah bekerja di bidang pertanian, kemudian di pabrik, kau melompat ke masa bergabung menjadi tentara. Kisahmu lebih seru lagi. Apalagi kala kau dapati, ternyata si truk punya 'soulmate'!

Ah, Paman Mo, begitu banyak yang ingin kau sampaikan. Masuk lingkungan baru, bersua kawan lama, menyikapi perubahan. Benakmu sesak dengan berbagai kenangan yang mengalir begitu saja. Memoarmu menyadarkan, hidup lebih hidup jika kita punya kenangan yang menyuburkan cinta, menguatkan harapan, dan merawat konsistensi. Lihatlah, siapa sangka kini kau jadi penulis terkenal  Aku merasa kita bakal bertemu lagi. Kau pun punya banyak kisah lagi; Big Breast and Wide Hips yang berlatar kisah nyata, the Garlic Ballads yang pernah dilarang beredar, Red Sorghum yang sudah jadi film box office diperankan Gong Li, juga lainnya. So, here's cheers to Truk Pembawa Cinta, Harapan, dan Konsistensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text