Social Icons

Pages

Senin, 25 November 2013

MELEBIHKAN ORANG LAIN ATAS DIRI SENDIRI

Saber Community
Penyapu Ranjau
Pahlawan Jakarta, Penyelamat Sesama

Penulis: Saber Community & Diyah Kusumawardhani
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: x + 182 hlm
Penerbit: VisiMedia Pustaka
ISBN: 979-065-196-1
       
“Ngapain keluar malam-malam Cuma buat ngumpulin paku? Orang kurang kerjaan,” (hal.35)

Apa yang saya pikirkan, jika mendapati diri tertimpa musibah di jalan? Musibah seperti.. ban sepedamotor yang sedang dikendarai tertusuk ranjau paku saat berangkat atau pulang dari aktivitas. Sementara untuk mencapai tukang tambal terdekat harus mendorong motor. Belum lagi harus merogoh kocek tak sedikit. Jika ini terjadi di malam hari, entah apalagi yang akan terjadi. Apalagi belakangan diketahui, paku-paku yang menggembosi ban-ban di jalan itu sengaja ditebar orang-orang yang mencari keuntungan lewat cara kotor. Kesal sudah pasti. Marah tentu saja.



Enggan Berpangkutangan


Tapi untuk warga seperti Siswanto, Abdul Rohim, Irwan Christanto dan Agus Yudi, alih-alih marah, kesal, mengeluh, dan mengutuki nasib, mereka malah berpikir bagaimana hal seperti ini tidak terulang dan menimpa orang lain. Mereka pun -secara terpisah dan belum saling kenal- berinisatif menyisir titik-titik jalan memunguti paku-paku. Taman Kota, Daan Mogot - Roxy, Harmoni, Senen- Kwitang, bahkan.. di depan Istana Negara. Kapanpun sempat, setelah subuh, atau malam hari sepulang kerja. Secara sukarela. Meski keluarga berberat hati dan tetangga mencibiri, toh malah menguat niat di depan resiko yang mengancam mengintimidasi.

Selanjutnya, semesta bergerak. Energi positif yang saling menarik bertemu di satu visi dan misi. Lahirlah Komunitas Sapu Bersih (Saber); sebuah persaudaraan yang mewakafkan diri demi keselamatan para pengemudi di jalan raya dari ranjau-ranjau paku. Selama setahun (2011) paku yang didapatkan dari beberapa titik jalanan bisa seberat 1,2  ton. Jika harga paku Rp 20 ribu/ kg, maka uang yang dibuang dalam setahun untuk modal kejahatan itu Rp 24.000.000. Fenomena penebar ranjau yang direspon penyapu ranjau ini bertemugagas dengan teori ‘Broken Windows’, yang meyakini kejahatan dan pelanggaran kecil yang dibiarkan dan dianggap remeh merupakan titik lenting terjadinya kejahatan-kejahatan besar

Buku ini adalah diari tentang jatidiri hakiki tujuan hidup di sini. Ini adalah catatan harian kumpulan yang terasing di ramai bising. Yang dianggap aneh karena berbuat baik di tengah krisis. Ini bukan organisasi elit. Anggotanya hidup paspasan cenderung sulit. Tapi bukan juga pasukan pelahap pamrih. Ini adalah komitmen yang enggan berpangkutangan berangan gairah Pemerintah. Ini adalah orang-orang yang melebihkan orang lain atas dirinya sendiri. Inilah masyarakat madani. Dan ini tengah dalam tataran aksi. Ini adalah SABER COMMUNITY.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text